NOSIS : 20190424-E
PANGKAT : SERDA
NO.ABSEN : 04
POLTEKAD KODIKLATAD
JURUSAN TELEKOMUNIKASI
TUGAS PERCOBAAN 14
MEMBUAT RANGKAIAN
COUNT DOWN BCD TO
SEVEN SEGMENT
COUNT DOWN BCD TO
SEVEN SEGMENT
DISUSUN OLEH:
SERDA ILHAM NUR MALIKI
NOSIS 20190424-E
D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI MILITER ANGKATAN KEEMPAT
POLITEKNIK ANGKATAN DARAT KODIKLAT TNI-AD
PERCOBAAN 14
MEMBUAT RANGKAIAN COUNT DOWN
BCD TO SEVEN SEGMENT
1. Tujuan : Agar Bamasis mampu membuat rangkaian COUNT DOWN BCD TO SEVEN SEGMENT.
2. Alat dan Bahan:
a. IC 74LS192.
b. IC 74LS47.
c. IC 555.
c. VR.
d. Double Seven segment.
e. Live Wire.
3. Teori.
a. Jelaskan dan gambarkan tentang IC 74LS192.
Komponen utama IC 74LS192 adalah sebuah up/down decade counter,
yaitu sebuah komponen yang dapat melakukan pencacahan sampai 10 (0 sampai 9)
naik dan turun. Komponen 16 pin ini cukup banyak dapat dijumpai di toko
komponen elektronika. 74LS192 dibangun dengan beberapa flip-flop JK dan
gerbang-gerbang logik. Transisi logik dari 0 ke 1 (Low to High) pada
pin UP (pin 5), menyebabkan keluaran BCD (binary code decimal)
QA,QB,QC dan QD menaik 1 digit. Demikian juga jika ada transisi logik 0 ke 1
pada pin DN (pin 4), menyebabkan keluaran BCD turun 1 digit. Ada baiknya jika
dijelaskan sedikit tentang aturan dari BCD seperti yang ada pada tabel
disebelah ini. Pada tabel ini ditunjukkan kode biner 4 bit QD .. QA
me-representasikan kode desimal dari 0 hingga 9.
Agar dapat dimengerti oleh orang yang melihatnya, kode biner ini diubah
untuk men-drive LED 7 segment dengan menggunakan komponen IC 74LS47. Dengan
demikian, rangkaian ini dapat menampilkan angka desimal yang sesuai. Pada
rangkaian ini dipakai LED 7 segment Common Anoda, dimana semua anoda dari
masing-masing LED segment-nya terhubung menjadi satu dan mendapat suplai Vcc.
Untuk menyalakan satu segmentnya, pin LED 7 segment yang bersangkutan harus di-sink
(short) ke ground melalui sebuah resistor. Resistor yang
digunakan adalah 100 Ohm dan ini sudah cukup terang untuk menyalakan segment
LED ini. Untuk lebih jelas, diagram LED 7 segment itu ditunjukkan pada kedua
gambar di atas.
IC
74LS192 dilengkapi juga dengan pin keluaran CO (Carry Out)
dan BO (Borrow Out) yang masing-masing adalah normally
high dan bekerja secara terpisah. Transisi keluaran desimal dari 9
ke 0 (counting up) men-trigger
pin CO mengeluarkan pulsa 0 ke 1 (Low to High). Sebaliknya
transisi desimal dari 0 ke 9 (counting down), men-trigger
pin BO mengeluarkan pulsa 0 ke 1. Dengan demikian kedua keluaran ini dapat
dipakai sebagai trigger clock untuk tingkat pencacahan
berikutnya. Seperti contoh pada rangkaian-1 di bawah ini, 2 buah IC 74LS192 di-cascade
untuk membuat pencacah nilai satuan dan puluhan. Pembaca dengan mudah tentu
dapat melanjutkannya jika perlu membuat pencacah tingkat berikutnya untuk nilai
ratusan, ribuan dan seterusnya.
b. Jelaskan dan gambarkan tentang IC 74LS47.
Konfigurasi pin IC 74LS47 :
1. Jalur Input Data BCD. pin input ini terdiri dari 4 line input yang mewakili 4 bit data BCD dengan sebutan jalur input A, B, C, D.
2. Jalur Output 7 segment. pin output ini berfungsi untuk mendistribusikan data pengkodean ke penampil 7 segment. Pin ini ada 7 dengan nama dari a s/d g.
3. Jalur LT(Lamp Test). berfungsi untuk menyalakan semua LED pada 7 segment, dan akan aktif jika berlogika low (0).
4. Jalur RBI (Riplle Blanking Input). Berfungsi untuk menahan sinyal input ( disable Input), akan aktif jika berlogika low (0).
5. Jalur RBO( Ripple Blanking Output). Berfungsi untuk menahan data output ke penampil 7 segment(disable output), akan aktif jika berlogika low (0).
Decoder 74LS47.
Decoder 74LS47 termasuk ke dalam decoder BCD ke 7 segment jenis TTL.
Dimana rangkaian ini digunakan untuk mengubah kode bilangan biner BCD
(binary Coded Decimal) Menjadi data tampilan untuk penampil 7 segment.
Konfigurasi pin IC 74LS47 :
1. Jalur Input Data BCD. pin input ini terdiri dari 4 line input yang mewakili 4 bit data BCD dengan sebutan jalur input A, B, C, D.
2. Jalur Output 7 segment. pin output ini berfungsi untuk mendistribusikan data pengkodean ke penampil 7 segment. Pin ini ada 7 dengan nama dari a s/d g.
3. Jalur LT(Lamp Test). berfungsi untuk menyalakan semua LED pada 7 segment, dan akan aktif jika berlogika low (0).
4. Jalur RBI (Riplle Blanking Input). Berfungsi untuk menahan sinyal input ( disable Input), akan aktif jika berlogika low (0).
5. Jalur RBO( Ripple Blanking Output). Berfungsi untuk menahan data output ke penampil 7 segment(disable output), akan aktif jika berlogika low (0).
c. Jelaskan dan gambarkan tentang IC 555 sebagai Astabil Multivibrator.
Astable multivibrator yang dibangun menggunakan IC pembangkit gelombang 555 cukup sederhana, karena hanya menambahkan fungsi rangkaian tangki selain IC 555 itu sendiri. IC pembangkit gelombang 555 merupkan chip yang didesain khusus untuk keperluan pembangkit pulsa pada multivibrator dan timer. Tank circuit yang digunakan untuk membuat multivibrator astabil dengan IC 555 cukup menggunakan reistor (R) dan kapasitor (C). Rangkaian dasar multivibrator astabil yang dibangun menggunakan IC 555 dapat dilihat pada gambar rangkaian berikut.
Rangkaian Astable Multivibrator IC 555
Astable multivibrator yang dibangun menggunakan IC pembangkit gelombang 555 cukup sederhana, karena hanya menambahkan fungsi rangkaian tangki selain IC 555 itu sendiri. IC pembangkit gelombang 555 merupkan chip yang didesain khusus untuk keperluan pembangkit pulsa pada multivibrator dan timer. Tank circuit yang digunakan untuk membuat multivibrator astabil dengan IC 555 cukup menggunakan reistor (R) dan kapasitor (C). Rangkaian dasar multivibrator astabil yang dibangun menggunakan IC 555 dapat dilihat pada gambar rangkaian berikut.
Rangkaian Astable Multivibrator IC 555
Astable multivibrator
yang dibangun menggunakan IC pembangkit gelombang 555 cukup sederhana,
karena hanya menambahkan fungsi rangkaian tangki selain IC 555 itu
sendiri. IC pembangkit gelombang 555 merupkan chip yang didesain khusus
untuk keperluan pembangkit pulsa pada multivibrator dan timer. Tank
circuit yang digunakan untuk membuat multivibrator astabil dengan IC 555
cukup menggunakan reistor (R) dan kapasitor (C). Rangkaian dasar
multivibrator astabil yang dibangun menggunakan IC 555 dapat dilihat
pada gambar rangkaian berikut.
Rangkaian Astable Multivibrator IC 555
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/astable-multivibrator-ic-555/
Copyright © Elektronika D
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/astable-multivibrator-ic-555/
Copyright © Elektronika D
Pada rangkaian tank
cirucit multivibrator astabil dengan IC 555 diperlukan dua resistor,
sebuah kapasitor. Kemudian untuk merangkai tank circuit tersebut
resistor RA dihubungkan antara +VCC dan terminal discharger (pin 7).
Resistor RB dihubungkan antara pin 7 dengan terminal treshod (pin 6).
Kapasitor dihubungkan antara pin treshold dan ground. Triger (pin 2) dan
input treshold (pin 6) dihubungkan menjadi satu.
Pada saat sumber tegangan pertama kali diberikan, kapasitor akan terisi
melalui RA dan RB . Ketika tegangan pada pin 6 ada naik di atas dua
pertigaVCC, maka terjadi perubahan kondisi pada komparator 1. Ini akan
me-reset flip-flop dan outputnya akan berubah ke positif. Keluaran (pin
3) berubah low dan basis Q1 mendapat bias maju. Q1 mengosongkan muatan C
lewat RB ke ground.
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/astable-multivibrator-ic-555/
Copyright © Elektronika Das
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/astable-multivibrator-ic-555/
Copyright © Elektronika Das
Pada rangkaian tank cirucit multivibrator astabil dengan IC 555 diperlukan dua resistor, sebuah kapasitor. Kemudian untuk merangkai tank circuit tersebut resistor RA dihubungkan antara +VCC dan terminal discharger (pin 7). Resistor RB dihubungkan antara pin 7 dengan terminal treshod (pin 6). Kapasitor dihubungkan antara pin treshold dan ground. Triger (pin 2) dan input treshold (pin 6) dihubungkan menjadi satu. Pada saat sumber tegangan pertama kali diberikan, kapasitor akan terisi melalui RA dan RB . Ketika tegangan pada pin 6 ada naik di atas dua pertigaVCC, maka terjadi perubahan kondisi pada komparator 1. Ini akan me-reset flip-flop dan outputnya akan berubah ke positif. Keluaran (pin 3) berubah low dan basis Q1 mendapat bias maju. Q1 mengosongkan muatan C lewat RB ke ground.
Ketika tegangan pada kapasitor C turun sampai di bawah sepertigaVCC, ini akan memberikan energi ke komparator 2. Antara triger (pin 2) dan pin 6 masih terhubung bersama. Komparator 2 menyebabkan tegangan positif pada input set dari flip-flop dan memberikan output negatif. Output (pin 3) akan berubah ke harga +VCC dan terjadi proses pengosongan melalui (pin7). Kemudian C mulai terisi lagi ke harga VCC melalui RA dan RB. Kapasitor C akan terisi dengan harga berkisar antara sepertiga dan dua pertiga VCC. Frekuensi output astable multivibrator dinyatakan sebagai f = 1/T . Ini menunjukkan sebagai total waktu yang diperlukan untuk pengisian dan pengosongan kapasitor C. Waktu pengisian ditunjukkan oleh jarak t1 dan t3. Waktu pengosongan diberikan oleh t2 dan t4. Frekuensi kerja astabil multivibrator dengan IC 555 diatas dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut :
d. Jelaskan tentang double seven segment
pengertian Seven Segment Display – Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode).
LED 7 Segmen (Seven Segment LED)
Salah satu jenis Seven Segment Display yang sering digunakan oleh para penghobi Elektronika adalah 7 Segmen yang menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai penerangnya. LED 7 Segmen ini umumnya memiliki 7 Segmen atau elemen garis dan 1 segmen titik yang menandakan “koma” Desimal. Jadi Jumlah keseluruhan segmen atau elemen LED sebenarnya adalah 8. Cara kerjanya pun boleh dikatakan mudah, ketika segmen atau elemen tertentu diberikan arus listrik, maka Display akan menampilkan angka atau digit yang diinginkan sesuai dengan kombinasi yang diberikan.Terdapat 2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah “LED 7 Segmen common Cathode” dan “LED 7 Segmen common Anode”.
LED 7 Segmen Tipe Common Cathode (Katoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.LED 7 Segmen Tipe Common Anode (Anoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.Fungsi daripada Blok Driver adalah untuk memberikan arus listrik yang cukup kepada Segmen/Elemen LED untuk menyala. Pada Tipe Dekoder tertentu, Dekoder sendiri dapat mengeluarkan Tegangan dan Arus listrik yang cukup untuk menyalakan Segmen LED maka Blok Driver ini tidak diperlukan. Pada umumnya Driver untuk menyalakan 7 Segmen ini adalah terdiri dari 8 Transistor Switch pada masing-masing elemen LED.
4. Langkah percobaan.
a. Buat rangkaian seperti pada percobaan 14 A
b. Buat rangkaian seperti pada percobaan 14 B
c. Buat tabel jika VR diputar
NO
|
TEGANGAN VR
|
KESIMPULAN
|
KET
|
1
|
0%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 0 ohm akan menyala cepat sekali.
| |
2
|
10%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 10 k ohm akan menyala dengan cepat dan secara stabil.
| |
3
|
20%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 20 k ohm akan menyala perlahan secara stabil .
| |
4
|
30%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 30 k ohm akan menyala perlahan secara stabil
| |
5
|
40%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 40 k ohm akan menyala perlahan secara stabil
| |
6
|
50%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 50 k ohm akan menyala melambat secara stabil
| |
7
|
60%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 60 k ohm akan menyala melambat secara stabil
| |
8
|
70%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 70 k ohm akan menyala makin perlahan secara stabil
| |
9
|
80%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 80 k ohm akan menyala lambat secara stabil
| |
10
|
90%
|
Pada Variabel Resistor tegangan 90 k ohm akan menyala lambat secara stabil
| |
11
|
100%
|
Pada Variabel Resistor 100 k ohm akan menyala secara stabil
|
Analisa
a. Analisa jika switch diubah on-off apa yang terjadi dengan double seven segment
- Rangkaian
di atas adalah Rangkaian Counter. Rangkaian Counter itu adalah sebuah
rangkaian penghitung angka, yang terbagi menjadi 2 yaitu Count up (penghitung naik/maju) yaitu dari angka kecil ke angka besar. Count down (penghitung turun/mundur) yaitu dari angka besar ke angka kecil.
- Rangkaian diatas adalah rangkaian Count Down, yaitu
yang berarti rangkaian penghitung mundur alias penghitung dari angka
terbesar ke angka terkecil. Analisa yang dapat saya simpulkan jika
switch diubah ON-OFF apa yang terjadi dengan dengan double seven segment
adalah angka di dalam double seven segment bisa berhenti ketika switch
di ubah menjadi OFF dan berjalan kembali apabila switch diubah menjadi
ON.
- Jika
switch diubah menjadi OFF, dengan otomatis pada double seven segmen
akan berhenti. Sedangkan jika switch diubah menjadi ON, maka dengan
otomatis angka di dalam double seven segmen berubah secara berurutan
dari angka terbesar menuju angka terkecil yang akan bergantian secara
berurutan.
- Pada
rangkaian 14 A, bila switch 1 di on – off kan secara manual pada
rangkaian double seven segment display akan menampilkan angka dengan
sistem COUNT DOWN atau yang disebut penghitung angka turun/mundur yaitu
dari angka terbesar ke terkecil secara berurutan. Setelah double seven
segmen telah mencapai angka terkecil, di double seven segmen display
otomatis akan kembali lagi ke angka terbesar dan bila switchnya di
ON-OFF kan kembali secara manual, akan berjalan lagi seperti biasa dari
angka terbesar ke yang terkecil.
- Pada
rangkaian 14 B jika dipasang variable resistor sebesar 10k ohm angka di
DS1/double seven segmen akan menyala rangkaiannya dengan cepat dari
angka terbesar sampai terkecil. Setelah sampai angka 00 di rangkaian
tersebut akan menyala lagi secara cepat kembali. Bila diberi tegangan
20k ohm sampai 100k ohm rangkaiannya akan menyala semakin lambat.
- Pada
rangkaian 14 B jika switch di OFF kan, rangkaian double seven segmen
akan terhenti, tetapi apabila switch di ON kan akan menyala kembali
melanjutkan angka yang terakhir sebelum di OFF kan secara berurutan. Bila
dipasang potensiometer tegangan sebesar 0% sampai 100% angka di double
seven segmen akan menyala secara perlahan secara stabil.
b. Analisa dari tabel konversi BCD ke seven segment jika VR diputar 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%
NO
|
TEGANGAN VR
|
KESIMPULAN
|
KET
|
1
|
0%
|
Pada potensiometer tegangan 0% akan menyala perlahan secara stabil.
| |
2
|
10%
|
Pada potensiometer tegangan 10% akan menyala perlahan secara stabil.
| |
3
|
20%
|
Pada potensiometer tegangan 20% akan menyala perlahan secara stabil .
| |
4
|
30%
|
Pada potensiometer tegangan 30% akan menyala perlahan secara stabil
| |
5
|
40%
|
Pada potensiometer tegangan 40% akan menyala perlahan secara stabil
| |
6
|
50%
|
Pada potensiometer tegangan 50% akan menyala peralahan secara stabil
| |
7
|
60%
|
Pada potensiometer tegangan 60% akan menyala perlahan secara stabil
| |
8
|
70%
|
Pada potensiometer tegangan 70% akan menyala perlahan secara stabil
| |
9
|
80%
|
Pada potensiometer tegangan 80% akan menyala perlahan secara stabil
| |
10
|
90%
|
Pada potensiometer tegangan 90% akan menyala perlahan secara stabil
| |
11
|
100%
|
Pada potensiometer tegangan 100% akan menyala perlahan secara stabil
|