NAMA : ILHAM
NUR MALIKI
NOSIS :
20190424-E
PANGKAT :
SERDA
NO.ABSEN : 04
POLTEKAD KODIKLATAD
JURUSAN
TELEKOMUNIKASI
DI SUSUN OLEH:
SERDA ILHAM NUR
MALIKI
NOSIS 20190424
D4 TEKNIK
TELEKOMUNIKASI MILITER ANGKATAN KEEMPAT
POLITEKNIK
ANGKATAN DARAT KODIKLAT TNI-AD
PERCOBAAN 6
MEMBUAT KONTROL MOTOR AZIMUT DAN ELEVASI
TUJUAN
:
Agar
Bamasis Mampu Membuat kontrol motor Azimut dan Elevasi.
1. Alat Dan Bahan :
a. Motor DC
b. NPN Transistor
c. Resistor
d. Switch
e. Batt
f. Live
wire
2. Jelaskan
dan Gambarkan tentang :
A. Motor DC.
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion).
Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti
namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus
searah atau DC (Direct Current)
untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan
pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber
listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah putaran per menit atau biasanya dikenal dengan istilah RPM (Revolutions per minute)
dan dapat dibuat berputar searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum
jam apabila polaritas listrik yang diberikan pada Motor DC tersebut
dibalikan. Motor Listrik DC tersedia dalam berbagai ukuran rpm dan
bentuk. Kebanyakan Motor Listrik DC memberikan kecepatan rotasi sekitar
3000 rpm hingga 8000 rpm dengan tegangan operasional dari 1,5V hingga
24V. Apabile tegangan yang diberikan ke Motor Listrik DC lebih rendah
dari tegangan operasionalnya maka akan dapat memperlambat rotasi motor
DC tersebut sedangkan tegangan yang lebih tinggi dari tegangan
operasional akan membuat rotasi motor DC menjadi lebih cepat. Namun
ketika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut turun menjadi
dibawah 50% dari tegangan operasional yang ditentukan maka Motor DC
tersebut tidak dapat berputar atau terhenti. Sebaliknya, jika tegangan
yang diberikan ke Motor DC tersebut lebih tinggi sekitar 30% dari
tegangan operasional yang ditentukan, maka motor DC tersebut akan
menjadi sangat panas dan akhirnya akan menjadi rusak.
Pada saat Motor listrik DC berputar tanpa beban, hanya sedikit arus
listrik atau daya yang digunakannya, namun pada saat diberikan beban,
jumlah arus yang digunakan akan meningkat hingga ratusan persen bahkan
hingga 1000% atau lebih (tergantung jenis beban yang diberikan). Oleh
karena itu, produsen Motor DC biasanya akan mencantumkan Stall Current pada Motor DC. Stall Current adalah arus pada saat poros motor berhenti karena mengalami beban maksimal.
B. Transistor NPN Saturasi dan Cut Off.
1) Daerah Kerja Transistor Saturasi
Daerah
kerja transistor Saturasi adalah keadaan dimana transistor mengalirkan
arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor
tersebut seolah-olah short pada hubungan kolektor – emitor. Pada daerah
ini transistor dikatakan menghantar maksimum (sambungan CE terhubung
maksimum).
Saturasi
terjadi saat tegangan VCE = 0, artinya tidak ada jatuh tegangan yang
terjadi di VCE, atau dengan kata lain kita dapat mengatakan IC
mendapatkan hasil maksimumnya. Untuk rangkaian seperti diatas dapat
menemukan IC yaitu IC=VCC/(RC+RE).
Besarnya tegangan kolektor emitor Vce suatu transistor pada konfigurasi diatas dapat diketahui sebagai berikut.
Karena kondisi jenuh Vce = 0V (transistor ideal) maka besarnya arus kolektor (Ic) adalah :
Besarnya arus yang mengalir agar transistor menjadi jenuh (saturasi) adalah:
Sehingga besar arus basis Ib jenuh adalah :
2) Daerah Kerja Transistor Cut Off.
Daerah
cut off merupakan daerah kerja transistor dimana keadaan transistor
menyumbat pada hubungan kolektor – emitor. Daerah cut off sering
dinamakan sebagai daerah mati karena pada daerah kerja ini transistor
tidak dapat mengalirkan arus dari kolektor ke emitor. Pada daerah cut
off transistor dapat di analogikan sebagai saklar terbuka pada hubungan
kolektor – emitor.
Titik
cut-off transistor adalah titik dimana transistor tidak menghantarkan
arus dari kolektro ke emitor, atau titik dimana transistor dalam keadaan
menyumbat. Pada titik ini tidak ada arus yang mengalir dari kolektor ke
emitor. Titik Cutoff didefinisikan juga sebagai keadaan dimana IE = 0
dan IC = ICO, dan diketahui bahwa bias mundur VBE.sat
= 0,1 V (0 V) akan membuat transistor germanium (silikon) memasuki
daerah cutoff. Titik cut-off transistor ini dapat dianalogikan sebagai
saklar dalam kondisi terbuka (Off).
Titik Cut-Off Transistor Adalah Transistor Dalam Kondisi Off (Saklar Terbuka).
Titik
cut-off transistor terjadi pada saat transistor tidak mendapat bias
pada basis, sehingga transistor tidak konduk atau mengalirkan arus dari
kolektor ke emitor. Titik cut-off transistor ini memiliki VCE yang
maksimum yaitu mendekati VCC seperti ditunjunkan pada grafik titik
cut-off pada garis beban transistor berikut.
Grafik Titik Cut-Off Pada Garis Beban Transistor :
Short-Circuited Base
Andaikan
bahwa basis dihubungkan langsung ke emitor sehingga VE = VBE = 0. Maka,
IC ≡ ICES tidak akan naik melebihi nilai arus cutoff ICO.
Open-Circuited Base
Jika
basis dibiarkan “mengambang” (tidak dihubungkan ke manapun) sehingga IB
= 0, didapatkan bahwa IC ≡ ICEO. Pada arus rendah α ≈ 0,9 (0) untuk
germanium (silikon), dan dengan demikian IC ≈10 ICO(ICO) untuk Ge (Si).
Nilai VBE untuk kondisi open-base ini (IC = -IE) adalah sepersepuluhan
milivolt berupa bias maju.
Cutin Voltage
Karakteristik
volt-amper antara basis dan emitor pada tegangan kolektor-emitor
konstan tidak serupa dengan karakteristirk volt-amper junction dioda
sederhana. Jika junction emitor mendapat bias mundur, arus basis menjadi
sangat kecil, dalam orde nanoamper atau mikroamper, masing-masing untuk
silikon dan germanium. Jika junction emitor diberi bias maju, seperti
pada dioda sederhana, tidak terdapat arus basis hingga junction emitor
mendapat bias maju sebesar |VBE| > |Vγ|, dengan Vγ adalah tegangan
cutin (cutin voltage). Karena arus kolektor secara nominal proportional
terhadap arus basis, maka pada kolektorpun tidak terdapat arus, hingga
terdapat arus pada basis. Oleh karena itu, plot arus kolektor terhadap
tegangan basis-emitor akan memperlihatkan tegangan cutin, seperti halnya
pada dioda.
Besarnya tegangan antara kolektor dan emitor transistor pada kondisi mati atau cut off adalah :
Besar arus basis Ib adalah
3. Analisa dan Percobaan
Berdasarkan
percobaan diperoleh data motor bergerak karena dialiri arus listrik
yang melewati motor menuju ground dikarenakan oleh perbedaan potensial
tegangan listrik
4. Kesimpulan
Perbedaan
potensial tegangan listrik yang mengakibatkan terjadinya aliran listrik
dari sumber tegangan ke ground disebabkan oleh transistor yang dialiri
arus listrik 1 V sehingga terjadi keadaan saturasi